Edi Rusyandi: Bantuan Tunai Jauh Lebih Simple

Ang Rifkiyal
Edi Rusyandi: Bantuan Tunai Jauh Lebih Simple


Anggota DPRD Provinsi Jabar, Edi Rusyandi mengatakan, Pemerintah Provinsi Jabar harus memiliki perhitungan dan antisipasi ketika mucul resiko terkait pembagian Bantuan Sosial (bansos) dalam penangan Corona Virus Disease (Covid-19).


Edi menekankan kepada Pemprov Jabar pendataan penerima bantuan harus dilakukan secara profesional. Begitupun pengawasan terkait kualitas barang yang akan didistribusikan harus dipegang oleh orang yang terpercaya. Jangan sampai dikemudian hari, apabila ada persoalan di lapangan malah saling lempar. Ini harus diantisipasi.


“Saya sendiri sebagai wakil rakyat sudah mengingatkan Gubernur agar skema Bansos senilai Rp500 Ribu itu dilaksanakan seluruhnya secara tunai karena jauh lebih simpel. Uang disimpan di Bank gak bakalan busuk, mudah dan murah untuk distribusinya,” lanjutnya.


Edi meminta agar Pemprov mau mencoba mendengar aspirasi rakyat ini dengan memberikan saja semua Bansos itu secara tunai. Karena dengan mekanisme yang dipakai Pemprov Jabar sekarang ini bisa merusak sistem ekonomi masyarakat.


“Jika telor itu diborong pemerintah, harga telor dipasaran bisa jadi mahal. Demikian juga beras. Jika pakai beras import, harga beras lokal jadi hancur. Begitu juga dengan barang lainnya. Jadi tolong dengarkan aspirasi dari rakyat ini,” terangnya.


Dampak Covid-19 yang melanda tanah air berpengaruh besar terhadap kegiatan ekonomi masyarakat termasuk para pedagang sembako. Rata-rata pendapatan mereka merosot tajam lebih dari 50 persen. Salah satunya pemilik warung sembako di Desa Sarinagen, Kecamatan Cipongkor, Juhri. Menurut Juhri, kini pendapatannya tiap harinya menurun drastis hanya 25 persen dari hari-hari biasa.


“Segitu pun sudah maksimal. Memang banyak warga yang pulang kampung karena menghadapi bulan puasa, tapi tidak meningkatkan pendapatan. Malah warga banyak yang kasbon (ngutang),” kata Juhri.


Sebelumnya Juhri berharap dengan adanya bantuan pemerintah bagi warga masyarakat yang terdampak Covid-19 dapat membantu meningkatkan penjualan warung sembakonya, namun justru yang terjadi sebaliknya.


“Ada beberapa tetangga yang dapat bantuan. Harapannya ada imbas pada pendapatan warung. Tapi nu aya makin kagencet, hutang teu malayar (Yang ada semakin terjepit, hutang tak membayar), belanja juga gak. Karena mereka sudah punya sembako di rumah masing-masing,” keluh Juhri.

___

Sumber: kesatu.co